TERIMA KASIH KERANA SUDI BERKONGSI

TIDAK USAH BERMIMPI...


"Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia."- Soekarno.

Di era globalisasi ini hukum rimba masih tetap berlaku, siapa yang beradaptasi dan menonjol di antara sekian banyak persaingan yang ada, tentu dialah pemenangnya. Mungkin dalam hal ini persaingan yang dimaksudkan bukanlah persaingan mendapatkan makanan atau kebutuhan pokok, akan tetapi lebih kepada persaingan inovasi, bahasa sederhananya: perang idea.

Seperti yang kita ketahui, pemuda adalah sesosok karakter yang berada pada fasa yang paling bersemangat dalam hidupnya, berani bermimpi, berani membuat perubahan, suka akan ujian dan cabaran, serta semangat suka mencuba sesuatu yang baru.

Pertanyaannya cuma satu :

“Beranikah setiap pemuda mengambil langkah awal yang menjadi batu pijakan bagi mereka untuk berlari mengejar mimpinya?” 

Pertanyaan yang cukup direfleksikan dalam diri masing-masing tiap generasi muda.

Bercermin dari karakteristik pemuda yang energetik dan selalu ingin tahu, seterusnya akan muncul bermacam bentuk inovasi yang mungkin belum pernah terpikirkan oleh generasi sebelumnya. Biasanya, langkah awal dari para pemuda untuk mewujudkan inovasi ini adalah dengan mencari pengetahuan yang seluas-luasnya dari organisasi.

Ya, tidak selamanya passion yang dimiliki tiap pemuda sesuai dengan kuliah, untuk itu keperluan media yang mampu membuat para pemuda mampu menggali potensi diri masing-masing dan melakukan inovasi yang mereka impikan. Media tersebut adalah organisasi.

Jenis organisasi memang banyak. Sama ada organisasi di dalam sebuah persatuan, jemaah mahu pun sesuatu institusi. Akan tetapi yang kini dimahukan para pemuda adalah sebuah organisasi yang mampu mencakupi segenap pemikiran global, fokus kepada perkembangan jati diri, dan pengasahan kemampuan leadership masing-masing, tentu dengan harapan akan terciptanya suatu inovasi di kehidupan yang akan datang.



APAKAH KAMU PEMUDA YANG BERANI MENGUBAH?

Terakhir sekali, hanya satu persoalan yang ingin difikirkan bersama, tatkala usia Sultan Muhammad Al Fateh menginjak ke umur 22 tahun, beliau mampu menyahut seruan hadis Nabi Muhammad SAW ketika Baginda sedang menggali parit dalam peperangan Khandaq, "...Konstantinopel (kini Istanbul) akan jatuh ke tangan tentera Islam. Rajanya adalah sebaik-baik raja, tenteranya adalah sebaik-baik tentera..." (Hadis riwayat Imam Ahmad)


Siapakah Sultan Muhammad Al-Fateh? Apakah kehebatan baginda dan tentera-tenteranya sehingga disebut "sebaik-baik raja" dan "sebaik-baik tentera" dalam hadis tersebut?

Sultan Al Fateh telah memecah tembok kemalasan dan menundukkan nafsu kepemudaannya dengan menawan sejarah bahawa pemuda seperti kita tidak gentar melakar sejarah yang lebih hebat. Kota Konstantinople bukanlah sejarah teragung di abad ini, kerana pemuda harapan Islam di saat ini sudah melampaui zaman teknologi canggihnya untuk mengubah dunia.

Bisakah kita berani berubah?

Hanya untuk islam....


No comments:

Post a Comment

"Allahurobbi..Hakikatnya, sedikit kata-kata dan komen yang berterusan daripada pembaca dan sahabat sekalian sudah mampu memberi semangat dan dorongan kepada penulis yang sedang berperang dengan masa di 'daerah' ini."

THE MOST POPULAR POST